Blogger Widgets
Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka ke titik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah.

Sabtu, 18 Oktober 2014

SANG PEMENANG

 “Cepat, Lis! Majalahnya harus terbit tanggal sepuluh bulan ini,” seru Pak Santo, penanggung jawab majalah talk di SMK Bunga Bangsa. Lisa menggaruk-garukkan kepalanya, meski tidak gatal. Sebagai ketua majalah talk, ia merasa bertanggung jawab atas penerbitan majalah di sekolahnya. Maka siang itu ia mengumpulkan seluruh anggota majalah talk. Damas, Bareta, Nana, Dhika, Sany untuk membahas penerbitan majalah. “ Teman-teman, kita hanya punya waktu sekitar sepuluh hari untuk membuat berita bulan ini. Apakah semuanya sudah selesai?” Tanya Lisa membuka rapat. “sudah!” jawab mereka serempak. Kecuali Sany. Ia mengacungkan tangannya. “Maaf, Lis! Tugas wawancaraku belum, aku agak kesulitan. Belum ada peristiwa yang cocok untuk dijadikan berita.” Lisa berfikir sejenak. Teman-temannya juga. Bareta mengelus-elus perutnya. Ia sudah merasa lapar.
Wawancara kepala sekolah, sudah, Bu kantin, Pak Kebun, bahkan siswa yang paling berprestasi di sekolahnya pun sudah. Siapa lagi, ya? Tanya lisa dalam hati. “Eh, minggu kemarin kan Pak Santo mengadakan lomba penulisan puisi. Bagaimana kalau kita mewawancarai pemenangnya?” sela Nana. Minggu kemarin, seluruh siswa-siswi kelas x,xl,xll memang mengikuti lomba menulis puisi. Karya pemenang lomba itu, akan di kirim ke majalah terkenal dan juga mengadakan lomba menulis puisi untuk siswa-siswi SMK/SMA. “Oh ya, ide bagus. Nanti aku akan tanyakan ke Pak Santo siapa pemenangnya. Lalu kita wawancarai,” kata Lisa bersemangat. Keesokan harinya Lisa dan Sany menemui Pak Santo di pintu masuk ruang guru. Mereka harus berangkat lebih awal dari biasanya. Kedua wartawan ini menunggu dengan sabar. “ Selamat pagi, Lisa, Sany! Tumben nih pagi-pagi sudah sampai di sekolah. Kalian sedang mencari siapa?” Tanya Pak Santo dengan tersenyum. “ Maaf, Pak, kami mau ber Tanya tentang pemenang lomba menulis puisi yang Bapak adakan kemarin. Kami mau mewawancarainya untuk majalah besok,” jawab Lisa. Pak Santo resenyum lebar, kemudian bertanya kecil. “Sepertinya…, kamu tidak akan bias mewawancarainya, Lis,” kata Pak Santo.”Dia anak kelas xll AK. Maaf ya, bapak mau menyiapkan pelajaran dulu.” Pak Santo lalu masuk ke dalam kantor. Sebenarnya lisa masih ingin banyak bertanya. Ia bingung dengan jawaban Pak Santo yang tidak jelas. Namun bel tanda masuk sudah berbunyi. Sany dan Lisa terpaksa bergegas masuk kelas. Malam harinya, Lisa masih memikirkan jawaban Pak Santo. Kenapa dia tidak bias mewawancarai pemenang lomba menulis puisi? Kelas xll AK, kan kelasnya juga. Lisa merasa tidak memiliki musuh di kelas xll AK. Mungkin pemenangnya momo, anak super sibuk karena banyak les? Atau Didit, yang bicaranya agak patah-patah? Lisa tambah bingung. Senin pagi seluruh anggota majalah talk berkumpul. Mereka memper siapkan majalah untuk bulan ini. “Temen-temen, kita mempersiapkan berita yang sudah ada dulu. Untuk berita wawancara, kita masukan paling terakhir. Soalnya, pak santo baru hari ini akan mengumumkan pemenangnya,” kata lisa. “Ya, waktunya masih cukup kok, untuk mengetik hasil wawancaranya,” tambah sany. Pada saat upacara bendera, pak santo mengumumkan pemenang lomba menulis puisi. Semua siswa berdebar-debar. Siapa, ya pemenangnya, Tanya lisa dalam hati. Pak santo memegang mikrofon. “ kami ucapkan selamat kepada siswa yang pada saat ini berhasil menjadi pemenang lomba menulis puisi. Siswa itu adalah murid kelas Xl AK, yaitu ….. lisa chelisia putry.” Semua bertepuk tangan. Lisa berbengong-bengong tidak percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar